Oleh: Jajaka Kabupaten Sumedang 2021 – Sukur Ramdan
Foto: tempatwisata.pro
Wisata sejarah, museum Prabu Geusan Ulun terletak di tengah kota Sumedang, 50 meter dari Alun-alun ke sebelah selatan, dan berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah. Museum ini menyimpan banyak cerita, baik itu dari benda pusakanya, alat musiknya seperti gamelan sari oneng yang masih bertahan dan bisa digunakan sampai saat ini, mahkota, perhiasan, baju dan banyak lagi yang lainnya.
Museum Prabu Geusan Ulun, memiliki beberapa bangunan, diantaranya adalah gedung srimanganti, bumi kaler, gedung kereta, gedung gamelan, kemudian ada tempat yang dikhususkan untuk menyimpan perhiasan serta mahkota Binokasih yang sangat bersejarah, dan juga menyimpan banyak peninggalan benda-benda pusaka Leluhur Sumedang, sejak Raja-raja Kerajaan Sumedang Larang dan Bupati-bupati yang memerintah Kabupaten Sumedang dahulu.
Museum ini memiliki cerita tersendiri mengenai latar belakang didirikannya, pada masanya kumpulan benda-benda bersejarah dan sangat berharga itu disimpan di Yayasan Pangeran Sumedang sejak tahun 1955. Kemudian timbullah suatu gagasan ingin memperlihatkan kepada masyarakat Sumedang dan masyarakat di luar Sumedang, bahwa di Sumedang dahulu terdapat kerajaan besar bernama Kerajaan Sumedang Larang. Gagasan tersebut ditanggapi dengan penuh keyakinan oleh keluarga dan tercetuslah ide pembuatan museum. Setelah diadakan persiapan-persiapan yang matang dan terencana, lima tahun setelah tahun 1968 baru terlaksana, tepatnya tanggal 11 November 1973 Museum Keluarga berdiri.
Museum tersebut diberi nama Museum Yayasan Pangeran Sumedang, dan dikelola langsung oleh Yayasan Pangeran Sumedang. Pada tahun 1974, di Sumedang diadakan Seminar Sejarah oleh ahli-ahli sejarah se-Jawa Barat dan diikuti ahli sejarah dari Yayasan Pangeran Sumedang, dalam seminar tersebut dibahas nama museum Sumedang, diusulkan nama seorang tokoh dalam Sejarah Sumedang untuk menjadi nama baru museum ini, kemudian yang disepakati adalah nama Raja Sumedang Larang terakhir yang memerintah Kerajaan Sumedang Larang dari tahun 1578 – 1601, yaitu Prabu Geusan Oeloen. Kemudian nama museum menjadi Museum Prabu Geusan Ulun dengan ejaan baru untuk memudahkan pembacaannya.
Seperti yang sudah saya sampaikan tadi, bahwa museum ini menyimpan benda pusaka yang sangat berharga, salah satunya adalah mahkota Binokasih, yang pada masanya diserahkan oleh kerajaan Padjajaran yang saat itu mengalami keruntuhan, sehingga mahkota tersebut diberikan kepada kerajaan Sumedang Larang melalui kandaga lante yang diutus Padjajaran. Hal ini juga yang menjadi salah satu latar belakang julukan Sumedang Puseur Budaya Sunda, sesuai dengan Perda nomor 1 tahun 2020.
Dengan adanya bukti mahkota Binokasih yang sampai saat ini sangat terjaga dengan baik, memberikan julukan tersendiri bagi Kerajaan Sumedang larang, bahwa Sumedang Larang adalah penerus dari kerajaan Padjajaran. Saat ini, mahkota Binokasih dipajang dan dirawat dengan baik, namun untuk kegiatan pernikahan dan acara lainnya, penggunaan mahkota binokasih hanya diizinkan untuk memakai mahkota replikanya saja supaya menghindari hal yang tidak diinginkan. Namun meski yang saat ini sering dipakai oleh keluarga kerajaan adalah mahkota replika, tapi tidak mengurangi esensi dan nilai tersendiri bagi pemakainya. Sungguh menarik dan kaya akan sejarah, sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun ketika bersinggah ke Kabupaten Sumedang.
Tinggalkan Balasan